Bagaimana Cara Menghitung Usia Fosil ?

Posted on

Pernahkah kalian bertanya-tanya bagaimana para peneliti itu bisa mengatakan usia fosil dinosaurus berasal dari jutaan tahun lalu ?

Ternyata mereka mengatakan seperti itu tidak mengada-ada, karena ada metode untuk menghitung usia fosil secara akurat. Menghitung usia fosil dapat dilakukan dengan beberapa metode ilmiah, tergantung jenis bahan fosil dan konteks geologisnya.

Beberapa cara untuk menghitung usia fosil antara lain :

1. Metode Radiometrik (Radioaktif)

Metode ini menggunakan prinsip peluruhan unsur radioaktif fosil. Contoh teknik radiometrik yang umum digunakan yaitu :

a. Radiokarbon (Carbon-14 / C-14), cocok untuk fosil berusia hingga 50.000 tahun. Carbon-14 memiliki waktu paruh sekitar 5.730 tahun, sehingga semakin tua fosil, semakin sedikit kandungan C-14 yang tersisa.

b. Uranium-Lead (U-Pb), cocok untuk fosil atau batuan berusia jutaan hingga miliaran tahun. Uranium dalam mineral mengalami peluruhan menjadi timbal dengan waktu paruh yang sangat panjang.

c. Potassium-Argon (K-Ar), cocok untuk fosil berusia lebih dari 100.000 tahun. Mengukur rasio antara Kalium-40 dan Argon-40 dalam minerla vulkanik.

2. Metode Stratigrafi

Metode ini berdasarkan prinsip superposisi yaitu lapisan batuan yang lebih dalam umumnya memiliki usia yang lebih tua dibandingkan lapisan atasnya. Fosil yang ditemukan dalam satu lapisan dapat dibandingkan dengan lapisan diatasnya yang sudah diketahui usianya. Metode ini tidak memberikan angka pasti namun dapat membantu memperkirakan usia relatif fosilnya.

3. Metode Biostratigrafi

Metode ini adalah membandingkan fosil yang ditemukan dengan fosil penunjuk yang sudah diketahui usianya. Fosil penunjuk adalah fosil dari organisme yang hidup dalam periode geologis tertentu dan tersebar luas. Contoh fosil penunjuk Trilobita (periode Kambrium), Ammonit (Periode Mezozoikum).

4. Metode Dendrokronologi (Analisis Cincin Pohon)

Metode ini menggunakan jumlah cincin pertumbuhan batang pohon tiap tahunan pada kayu fosil. Metode ini cocok untuk fosil kayu berusia hingga ribuan tahun, untuk keakuratan tinggi bisa dipadukan dengan metode radiokarbon.

5. Metode Termoluminesensi dan Optically Stimulated Luminescence (OSL)

Metode ini menggunakan prinsip kapan suatu mineral terakhir kali terkena cahaya matahari atau panas. Metode ini cocok digunakan untuk fosil yang ditemukan di sedimen dan fosil yang berusia hingga ratusan ribu tahun.

Baca juga : Mengapa Burung Tidak Kesetrum saat Hinggap di Kabel

Dari lima metode menghitung usia fosil diatas, yang secara umum sering digunakan adalah dengan metode radiometri yaitu menghitung waktu paruh peluruhan unsur radioaktif dalam fosil.

Konsep dasar waktu paruh adalah waktu yang diperlukan bagi separuh jumlah unsur radiokatif dalam suatu sampel untuk meluruh menjadi unsur lain.

contoh :

Carbon-14 (C-14) dengan waktu paruh 5.730 tahun

Uranium-238 (U-238) dengan waktu paruh 4,5 miliar tahun

Potassium-40 (K-40) dengan waktu paruh 1,25 miliar tahun

Contoh perhitungan : Misal ada fosil mengandung Carbon-14 dan saat ini hanya tersisa 25% dari jumlah awalnya. Berapa usia fosil tersebut ?

Langkah 1 (tentukan jumlah paruh yang telah berlalu)

Jika tersisa 25% (1/4 dari jumlah awal) berarti fosil telah melewati 2 kali waktu paruh (karena setelah 1 paruh tersisa 50%, setelah 2 paruh tersisa 25%)

Langkah 2 (hitung usia fosil)

t = 2 x 5.730 tahun

t = 11.460 tahun

Sehingga usia fosil tersebut adalah 11.460 tahun.

Seperti itulah cara menghitung usia fosil dengan beberapa metode ilmiah sehingga hasil pengukuran dapat diperkirakan mendekati benar.

Referensi : google

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.