Bumi sebagai tempat tinggal kita ini memiliki keunikan yang banyak. Fakta bumi masih banyak yang perlu diketahui dan diteliti.
Bumi tempat kita berpijak adalah satu-satunya planet layak huni – hingga saat ini – yang terbentuk milyaran tahun lalu di sistem tata surya. Planet ketiga dari matahari, yang berwarna biru, diselubungi oleh atmosfer dan dengan gravitasi bumi serta air yang melimpah. Kesemuanya itu dengan ukuran yang sangat pas, sehingga sangat mendukung untuk sebuah kehidupan.
Banyak hal menarik tentang bumi kita, bahkan banyak yang kita belum tahu. Lima fakta tentang bumi berikut ini adalah sebagian kecil, yang belum banyak diketahui orang.
Bumi sebenarnya ada 2 yang kemudian menyatu
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada jurnal science, bumi dulunya tidaklah sendirian. Ada obyek lebih kecil dari bumi sebesar Mars, yang bernama Theia. Pada 4,5 milyar tahun yang lalu ketika periode awal evolusi tata surya, saat bumi baru berusia 100 juta tahun, Theia bertabrakan dengan bumi.
Hipotesis tubrukan besar tersebut yang sampai saat ini dapat menjawab mengapa batuan bumi dan bulan mempunyai isotop yang sama yang menunjukkan asal muasal waktu yang sama. Tubrukan Theia tersebut yang kemudian menyatu dengan bumi dan puing-puing yang tersisa akhirnya membentuk bulan.
Bumi tidak bulat
Bukan mengarah ke bumi datar yang menjadi kontroversi saat ini. Berabad yang lalu, ilmuwan mulai menyadari bahwa bumi ternyata tidaklah bulat sempurna. Rotasi bumi yaitu bumi berputar pada porosnya akan menghasilkan gaya sentrifugal yang menyebabkan bumi ‘menyebar’ ke bagian tengah. Bentuk bumi lama-kelamaan berubah dari timur ke barat sesuai rotasi bumi sehingga bumi menjadi elips.
Penyebab lainnya bisa juga karena mencairnya es di Antartika dan Greenland yang kemudian mengumpul di bagian tengah sehingga bagian khatulistiwa mempunyai kandungan air yang melimpah.
Tahun 1990, bumi dinyatakan berbentuk gemuk di bagian tengah.
Bumi melambat
Hasil penelitian oleh ilmuwan selama berpuluh tahun menyatakan bahwa rotasi bumi ternyata melambat. Perlambatan tersebut disebabkan karena gaya tidal bulan yang semakin menjauhi bumi. Dalam seratus tahun, kecepatan rotasi bumi dapat melambat 1,7 milidetik atau 1,7 per seribu detik, ukuran yang sangat kecil bahkan jauh lebih kecil daripada kedipan mata kita. Meski hitungan tersebut sangatlah kecil dan tidak berpengaruh besar saat ini, namun bila terjadi hingga ribuan tahun akan mempengaruhi perhitungan waktu kita.
Pada saat masa dinosaurus, waktu rotasi bumi tidak lah 24 jam namun 23 jam. Tahun 1820, rotasi tepat 24 jam, dan setelah itu rata-rata meningkat 2,5 milidetik.
Untuk itu maka ilmuwan menggagas sebuah konsep detik kabisat yaitu dengan menambah atau mengurangi waktu satu detik di saat tertentu. Dengan begitu maka standar waktu yang sesuai rotasi akan tetap terjaga. Detik kabisat pernah dilakukan pada 30 Juni 2015 lalu dengan menambah satu detik sehingga pada waktu itu waktunya adalah 24 jam lebih satu detik.
Bumi melakukan daur ulang alami dengan sangat baik
Hampir semua bagian bumi melakukan daur ulang secara alami. Yang paling terlihat adalah air, karbon dan batuan.
Air melakukan daur ulang dengan beberapa fase, yaitu padat, cair dan gas. Saat air menjadi es terutama di bagian kutub bumi, gunung-gunung es akan mencair sebagian saat terkena panas matahari. Es yang mencair sebagian besar akan mengalir ke laut. Kemudian panas sinar matahari akan menyebabkan air menguap menjadi gas ke udara. Gas tersebut mengalami kondensasi mengembun membentuk awan yang nantinya akan jatuh ke darat sebagai hujan. Air hujan itu sebagian membeku menjadi es dan sebagian lagi tetap cair. Begitulah seterusnya proses daur ulang air terjadi.
Karbon merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan di bumi. Tumbuhan yang merupakan produsen dalam sistem rantai makanan, sangatlah membutuhkan karbon untuk fotosintesis. Karbon menjadi bahan utama proses fotosintesis yang akan mengubah zat anorganik menjadi zat organik. Tanpa tumbuhan-tanpa fotosintesis- maka tidak akan ada organisme lain juga. Selanjutnya organisme yang mati dan membusuk akan melepaskan karbon. Fosil-fosil yang ada di bumi menyumbangkan karbon yang banyak dan melimpah bagi tumbuhan.
Bebatuan juga mengalami daur ulang alami. Batuan ada yang terbentuk dari lava yang membeku, bentuk asli lava juga merupakan batu yang meleleh. Ada juga batuan yang terbentuk dari bangkai tumbuhan maupun hewan yang terkubur lama dan akhirnya membatu. Selain itu ada juga batuan yang mengalami perubahan karena pengaruh tekanan dan suhu.
Baca juga : Mengapa Langit Berwarna Biru ?
Bumi sangat kaya
Tidak diragukan lagi bumi memang sangatlah melimpah kekayaannya. Dari kekayaan laut hingga kekayaan yang terkandung di dalam tanah. Diantaranya minyak bumi dan emas. Namun tahukah kamu bahwa air laut yang sangat melimpah tersebut mempunyai kandungan emas.
Air laut mengandung hampir semua unsur termasuk emas. Menurut para ahli, kandungan emas pada air laut adalah 0,00005 mg emas per liter. Tentu ukuran sekecil itu tidak memberi pengaruh banyak bagi kita, namun bila rasio air lautnya banyak maka kandungan emas juga menjadi banyak.
Bumi kita ini diperkirakan memiliki 1,3 milyar km³ air laut. Bila 1 km³ sama dengan 1.000.000.000.000 (1 trilyun) liter, maka kira-kira tiap 1 trilyun liter tersebut mengandung 50 kg emas. Wow berapa banyak bila 50 kg dikalikan 1,3 milyar.
Bila sebanyak itu kenapa tidak ada yang menambang emas di air laut. Jawabannya tentu karena belum ada teknologi efisien untuk menambang. Bila ada saat ini mungkin teknologi untuk mendapatkan emasnya jauh lebih mahal dari harga emas itu sendiri, jadi sama saja tidak berharga kan.
sumber : astronomyisawesome.com, wikipedia, sains.kompas.com