Daging Laboratorium Adalah Masa Depan

Posted on
daging laboratorium

Perkembangan kuliner semakin tahun semakin pesat saja, terutama kuliner dari bahan daging, entah daging ayam, sapi, kambing dan babi. Namun dibalik pesatnya kuliner berbahan daging tersebut, kebutuhan daging yang besar juga memaksa memperbanyak peternakan, tentu butuh lahan yang semakin banyak, serta jangan melupakan tentang pembantaian hewan yang semakin banyak juga.

Melihat permasalahan tersebut, ilmuwan kemudian mencoba untuk membuat daging buatan. Meski disebut daging buatan, namun daging ini dikembangbiakkan melalui sel daging aslinya. Misal daging ayam diambil sel punca atau embryonic stem cell, kemudian diberikan nutrisi khusus, maka sel tersebut lama kelamaan akan berkembangbiak menjadi jaringan hingga kita menyebutnya daging. Mungkin lebih cocok kita menyebutnya budidaya daging.

Budidaya daging ini sering disebut juga daging laboratorium karena dibuat di laboratorium, atau disebut juga daging in vitro karena dibuat melalui kultur sel.

Semua ini berawal pada tahun 1990 an, NASA ingin membuat makanan yang sehat dan tahan lama untuk para astronot, hingga pada 2002 Touro Applied BioScience Research Consortium berhasil membuat daging laboratorium berupa filet ikan mas yang dapat dimakan.

Semenjak itu, konsep daging laboratorium semakin populer dan meluas, semakin banyak pemakalah dan semakin banyak pusat penelitian dunia yang mengembangkan daging laboratorium sesuai versi masing-masing.

Pada tahun 2017, dilansir dari National Geographic , Richard Branson, seorang milyarder pendiri Virginia Group, berinvestasi di Memphis Meats, yakni start up yang berhasil membuat daging laboratorium berupa daging sapi, ayam dan bebek.

Menurut Branson, dalam 30 tahun atau lebih, kita tidak perlu membunuh hewan apapun untuk makan daging. Suatu saat membunuh hewan untuk makanan adalah sesuatu yang kuno.

Pada tahun 2020 ini, Singapura menjadi negara pertama yang mengijinkan daging budidaya melalui perusahaan Eat Just ini dapat beredar di negaranya. Momen ini menjadi kabar gembira dan angin segar bagi perusahaan yang mengembangkan budidaya daging ini, dan berharap negara lain segera mengikuti.

Daging laboratorium ini merupakan daging bersih, artinya daging ini memiliki kebersihan sanitasi yang baik serta ramah lingkungan, karena kita tahu bahwa hewan ternak turut menyumbang emisi gas rumah kaca.

Daging ini memiliki kelebihan dibanding daging dari hewan ternak, antara lain lebih aman dari kontaminasi mikroba karena dikembangkan di laboratorium, lebih ramah lingkungan karena tidak menyumbang emisi gas rumah kaca penyebab global warming, selain itu daging ini akan mengurangi pembantaian hewan oleh manusia.

Teknologi memang luar biasa karena dapat merubah kebiasaan manusia bahkan diluar pemikiran manusia sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.