Seringkali kita mengenal aurora dari foto-foto yang tersebar di internet dengan keindahan warnanya di langit malam. Aurora pertama kali yang menemukan dan menamainya adalah ilmuwan Galileo Galilei pada tahun 1916.
Aurora adalah sebuah fenomena alam berupa cahaya yang menari-nari di langit pada malam hari. Warna aurora biasanya hijau, ungu, biru.
Namun bagi kita yang berada di Indonesia pastinya tidak akan pernah bisa melihat aurora secara langsung karena aurora terjadi di bagian kutub bumi.
Untuk lebih jelasnya, mari kita mengenal aurora, penyebab dan jenis nya.
Penyebab Terjadinya Aurora
Aurora terjadi karena adanya pertemuan antara partikel-partikel dari ionosfer yang mengandung partikel dari matahari dengan medan magnet bumi.
Matahari melontarkan miliaran partikel ketika terjadi ledakan di permukaannya. Partikel-partikel tersebut sampai juga ke atmosfer bumi dan menumpuk di ionosfer.
Baca juga : Gaya Fundamental Elektromagnetik
Jenis Aurora di Bumi
Sebenarnya aurora itu semuanya sama, jenis aurora hanya dibedakan karena perbedaan lokasi saja. Aurora hanya terjadi di kutub bumi, karena kutub bumi hanya ada 2 yaitu kutub utara dan selatan maka jenis aurora hanya ada 2.
Aurora di kutub utara disebut aurora Borealis yang artinya angin utara dalam bahasa Yunani. Aurora ini dapat dilihat di negara yang terletak di dekat kutub utara antara lain Finlandia, Islandia, Norwegia, Swedia dan Skotlandia. Aurora Borealis lebih familiar karena mudah dilihat disebabkan banyak daratan di bagian utara bumi.
Aurora di kutub selatan disebut aurora Australis atau cahaya selatan. Aurora ini dapat dilihat di negara yang terletak dekat kutub selatan yakni Antartika, Selandia Baru, Amerika Selatan dan Australia.
Sayang sekali kita berada di Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa sehingga tidak akan pernah dapat melihat langsung keindahan aurora ini. Cukup terpuaskan melihat dari foto dan video yang beredar di dunia maya.